Mudik Korona 2020



Mudik Korona, kamu pernah dengar istilah itu? ya istilah ini muncul di kepalaku saat aku galau karena gak bisa mudik tahun ini. Bagimana dengan kamu yang merantau di luar kota? apakah sama gak bisa mudik juga di tahun ini atau sudah curi start mudik duluan sebelum pemerintah putuskan untuk ngelarang mudik?

Bagi kamu yang udah terlanjur mudik saat pandemi covid-19 ini, mohon untuk menaati protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Seperti lapor pada petugas medis untuk dicek kesehatannya dan melakukan karantina mandiri selama 14 hari. Jika kita kompak bersama pemerintah dalam menanggulangi bencana non alam ini, makan akan semakin cepat kejadian ini berakhir. Sehingga secepatnya kita bisa hidup normal kembali.

Sesuai dengan judulnya yaitu Mudik Korona, kita bahas dulu apa itu mudik dan apa itu korona? Menurut KBBI Daring mudik merupakan kata kerja yang bermakna :

1. (berlayar, pergi) ke udik (hulu sungai, pedalaman) 
2. pulang ke kampung halaman. 

Dari pemaknaan mudik tersebut kita lebih sering menggunakan makna mudik di nomor 2 yaitu pulang ke kampung halaman. Kalo pemaknaan dari KBBI Daring aja udah begitu, jadi apa antara mudik dan pulang ke kampung halaman itu beda arti??? Tapi saat ini aku gak akan ngebahas kontroversi perbedaan arti mudik dan pulang kampung yang dilontarkan Presiden 2 minggu lalu ya. Tapi kalo kamu penasaran, aku sertakan videonya di bawah ini.


Bagaimana, sudah selesai nontonnya? yuk lanjut..

Mudik memang identik dengan lebaran, dimana dalam rentang waktu tertentu terjadi ruralisasi. Bingung apa itu ruralisasi? Aku jelasin (sok jelasin, padahal juga baru tahu), ruralisasi adalah perpindahan penduduk dari kota ke desa, ini adalah kebalikan makna dari urbanisasi yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota. Tapi untuk kata ruralisasi ini cukup jarang terdengar oleh telinga kita, itu karena kita kerap mengganti istilah ruralisasi dengan istilah mudik itu sendiri. Jadi mudik sebenarnya dapat dilakukan kapan pun gak terbatas hanya di momen lebaran. Oke cukup bahas pengertian mudik, ruralisasi dan urbanisasi, nanti malahan bahas pelajaran IPS sekalian.

Lebaran tahun ini akan berbeda dengan lebaran tahun sebelum-sebelumnya, hal ini disebabkan adanya pandemi covid 19 akibat adanya virus korona. Semua orang diminta berada dirumah aja kecuali untuk urusan yang sangat penting. Hal ini dimaksudkan untuk memutus penyebaran virus korona ditengah masyarakat. Masyarakat dihimbau untuk menaati anjuran pemerintah selama masa darurat korona nasional ini diberlakukan. 

Sementara korona merupakan sebuah virus yang pertama kali dideteksi di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada bulan Desember 2019 dan ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Virus ini pertama kali dilaporkan ada di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020, hingga saat ini jumlah yang terjangkit virus tersebut semakin bertambah. Atas kondisi itulah pemerintah ngeluarin keputusan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang udah diterapin di beberapa wilayah. Alhasil pergerakan kita akan dibatasi oleh pemerintah, kecuali yang berkaitan dengan kegiatan logistik dan kesehatan aja yang diijinkan.

Ayolah, kita harus kompak dalam melawan musuh yang tak terlihat ini. Disaat pemerintah udah ngeluarin kebijakan begini, kita sebagai warga negara yang baik, ya seharusnya menaati apa yang sudah menjadi keputusan pemerintah. Jangan hanya bisa menuntut dan menyalahkan pemerintah aja, pemerintah pun juga sudah berupaya menanggulanginya dengan anjuran untuk melakukan PHBS (pola hidup bersih dan sehat) dan menerapakan penjarakan sosial (social distancing) dengan bekerja, belajar dan beribadah di rumah, PSBB, menyalurkan bantuan pada masyarakat terdampak dan pelarangan mudik tentunya.

Kita sebagai masyarakat harus mendukung apa yang sedang diupayakan pemerintah untuk menanggulangi penyebaran pandemi ini. Memang tahun ini akan sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kita gak bisa mudik, gak bisa kumpul sama keluarga besar untuk maaf-maafan, makan opor bareng dan saling  bercengkrama setelah lama gak ketemu. Tapi ada hikmah dibalik itu semua, aku jadi gak ditanyain kapan nikah 😆.

Pelarangan mudik oleh pemerintah memang punya alasan yang kuat supaya keluarga kita yang ada di kampung halaman gak ikut tertular. Terutama orang tua kita, kakek, nenek yang sangat rentan untuk tertular. Selagi kita gak bisa mudik buat ketemu secara langsung sama keluarga di kampung halaman kan kita masih bisa manfaatin teknologi agar tali silaturahmi gak keputus. Bisa dengan berkirim pesan, telponan atau panggilan video.

Kita juga gak tau udah terpapar virus ini atau belum kalo memaksakan mudik, daya tahan tubuh kita mungkin kuat, sehingga gak nunjukin gejala sama sekali yang dalam istilah medis disebut asimtom. Orang Tanpa Gejala (OTG) ini lebih bahaya dari pada orang dengan gejala. OTG ini masih bisa bepergian tanpa menyadari bahwa merekalah sumber penularan virus itu, karena  OTG ini gak dapat dicek hanya dengan pengecekan suhu tubuh.

Maka dari itu Ayo cegah mudik korona 2020, jangan sampe korona pulang kampung ya!!!  Karena nikmat mudik malah akan membawa sengsara kedepannya dan kamu jadi ikut andil dalam penyebaran virus ini. Yuk untuk gak mudik tahun ini kaya lagunya Band Radja yang berjudul Jangan Mudik. Lagu ini sering banget diputar di SPBU belakangan ini loh kalo kamu perhatiin. Aku tau lagu ini juga karena sering denger di SPBU. Ini video klipnya kalo kamu mau.



Intinya jangan dulu mudik sebelum semua aman dan jangan sampe korona ikut mudik oke... #DiRumahAja #DiKosAja.


Mudik Korona 2020 Mudik Korona 2020 Reviewed by Dwi Yuli Wibowo on May 09, 2020 Rating: 5

No comments:

Pembaca yang baik tinggalkan komentar yang baik

Powered by Blogger.